Celepuk
9/8/2020 - 22/8/2020
Celepuk menghadirkan narasi layangan fenomenal tersebut berkolaborasi dengan cerita Men Satori dari Denpasar, Bali.
Karya Celepuk yang menemani oleh Gandhi Andara, Ngurah Krisna dan Made Lovyo - yang diwawancara di Episode 16 Rupa Bali Podcast "Fenomena Layang-Layang Celepuk di Bali".
Terdapat juga link komik penghibur dari Beluluk di Instagram-nya.
--
Silahkan disimak!

Naga Langit itu Burung Hantu
oleh Men Satori

Pada Minggu (2/8) lalu, Satori kecewa karena kelewatan nonton lomba layangan Celepuk di Banjar Noja Saraswati, Denpasar. Saya sudah berjanji menemaninya, karena dua kakak sepupunya ikut lomba. Duo Bayu-Jojo ini bahkan bikin seragam bertuliskan Team Jojo saking semangatnya menerbangkan layangan Celepuk berilustrasi ukir-ukiran warna cerah dengan bentang 2 meter itu.

Bentuk layangannya memang burung hantu, tapi gambar hias yang dilukis atau sablon malah kucing, macan, sampai foto anaknya. Celepuk memang pusat semesta di Bali saat ini. Binatang malam pemalu, bikin rumah di pohon besar, dan predator hama tikus di sawah yang dibudidayakan di Dusun Pagi, Tabanan.

Pergi ke sawah dekat rumah dan menerbangkan celepuk warna warni adalah kebanggaan Satori saat ini. Karena layangan, ia fasih menyelisik di abing-abing carik, melompat di lumpur, atau menjadikan alang-alang sebagai trampolin. Meninggalkan bundanya yang grapa-grepe takut terjerembab di lumpur.

Karena si Celepuk ini, Satori intim dengan bambu, belajar dari anak remaja gang, bisa menyerutnya, dan mengeringkannya agar lebih kuat. Layangan jadi arena belajar anak-anak selama pandemi ini. Mengenal arah angin, suara guwangan, dan menikmati tajamnya mata si celepuk. Burung hantu yang jadi teman tidurnya.




