Yakin Ogah Kembali ke Styrofoam
Oleh Pena dan Savitri
18/3/2023 - 15/4/2023
Perayaan Hari Raya Nyepi sudah dekat tentu tidak asing dengan kata Ogoh-Ogoh. Pembuatan Ogoh-Ogoh pastinya memakan
waktu dan perlunya massa kolektif dari pemuda di setiap Banjar. Serta menjadi karya seni tahunan yang ditunggu-tunggu banyak masyarakat Bali.

Dikutip dari Laman Web Pemerintah Provinsi Bali mengadakan lomba Ogoh-Ogoh Se-Bali dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi.
Lomba ogoh-ogoh tahun 2023 ini merupakan implementasi Visi "Nangun Sat Kerthi Loka Bali"
melalui Pembangunan
Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.
Sesuai dengan slogan yang disuarakan, demi kemajuan Bali dalam Era Baru, menariknya ada aturan, yang menyatakan dalam
ketentuan khusus :
" Ogoh-Ogoh terbuat dari bahan-bahan alam ramah lingkungan (tidak diperbolehkan menggunakan styrofoam, spon, dan plastik sekali pakai). "


Sedangkan melihat kembali video live Kasangafest di kota Denpasar yang sempat viral, menuai kontra menyelenggarakan sosialisasi mengenai pembuatan ogoh- ogoh dengan material styrofoam.

Penuaian kritik paling keras disampaikan oleh salah satu seniman ogoh-ogoh asal Denpasar, Marmar Herayukti. Ia telah lama dan (sebenarnya sudah) berhasil berjuang agar ogoh-ogoh kembali menggunakan ulat-ulatan bambu daripada menggunakan styrofoam yang sempat nge-hits di tahun 2000-an.
Styrofoam dikenal tidak ramah lingkungan saat dibakar dibanding bahan alam seperti bambu - dimana itu menjadi akhir dari keberadaan ogoh-ogoh, sebagai penetralisir saat menyambut tahun baru Caka yang baru.

Apakah ini berarti pembuatan kreasi artistik dan estetik Ogoh-Ogoh masih tidak memiliki pendirian akan bahan apa yang paling baik digunakan untuk keberadaan menetralisir energi-energi di bumi saat menyambut tahun baru?
Sekiranya ini menjadi refleksi dalam menyambut tahun Caka yang akan datang.
Selamat Hari Raya Nyepi bagi yang merayakan!